Minggu, 16 Maret 2014

Cerpen Islami : Bulan merindukan Bintang

Cerpen : Bintang merindukan Bulan..

Ini adalah kisa tentang cinta muslim. Muslim terdapat ribuan banyak menghiasi langit memberi cahaya secercah harapan. Bulan, cahaya yang berkilau terang menerang untuk menerangi gelapnya malam. Jika bintang dan bulan bersatu rasanya itu tak mungkin! Ya.. Bisa dibayangkan jika hanya punduk merindukan bulan. Pernakah kalian merasakan itu semua? Atau belum? Ya..  cinta yang kekal adalah cinta kepada Allah, Rasulullah keluarganya. Cinta orang tua untuk anaknya dan sebaliknya dan saling cinta antar saudara. Jika mencintai kekasih sebelum halal itu tak akan pernah abadi.

Azahra adalah perempuan sholeha. Selain tutur kata yang lembut, berbudi sopan santun, dan mempunyai akhlak mulia. Selalu menyempatkan waktu untuk berdzkir setiap hari. Ia tak pernah pacaran, pacaran baginya itu adalah menikah. Sampai sekarang diusia telah mapan dia masih sendiri. Ayah dan ibu adalah orangtua yang beruntung karena dapat menyekolahkan anaknya sampai sarjana walau hanya sebagai buruh. Itulah rezeki yang selalu Allah limpahkan kepada umatnya yang ingin berusaha, berikhtiar dan tawakal maka Allah akan megijabahkannya.

.... Azahra sekarang telah menjadi seorang guru, sedang mengajar salah satu sekolah dasar ternama. Ia suka anak kecil, makanya ia sengaja mengambil jurusan PGSD saat kuliah. Alhamdulillah sekarang cita-citanya telah tercapai. "Baiklah anak-anak... Besok pr-nya harus dikumpulkan, wassalamualaikum wr.wb!" Seulas senyuman manis melingkar dibibirnya. "Ibu Zahra. Apakah ibu ingin berteman dengan kakak saya!" Salah satu murid bernama Faiz menghentikan langkahnya. Azahra tersenyum... "Faiz, jika itu yang kamu mau... Ibu akan menurutinya!" Azahra paling tak tega menolak anak seusianya, maklum masih kelas 1 SD takutnya nanti ngambek. Faiz menarik tangan Azahra. Ia menurut saja dan mrngikuti langkah kecil anak yang masih polos itu. Tiba-tiba Azahra terkejut dsaat melihat sosok dijumpainya sekarang.

"Assalamualakum Ukhty, ismi Azhri." Laki-laki bernama Azhri tersenyum ramah. "Waalaikumsalam akhty." Azahra menunduk. Perkenalan mereka cukup sampai disini.

.... Dirumah Azahra. "Assalamualaium Abi dan umi?" Azahra masuk dan bersalam kepada orang tuanya. "Waalaikumsalam!" Abi dan Umi membalas dan menyambut kedatangan anak semata wayang.

Azahra segera masuk kedalam kamar lalu menunaikan sholat Dzuhur.

Doa : " Engkau pernah meberikan hujan petir setelah itu kau hadirkan pelangi. Engkau hadirkan segalanya begitu indah. Ya Allah rindukan aku kepada mereka yang mencintai-Mu . Cintai aku kepada mereka megharap ridho-Mu. Jauhkanlah aku pada kemaksiatan penuh kenastapaan, agar aku dapat menyentuh surga-Mu."

... Waktu semakin berputar, ditengah malam ia terbangun dan terjadi gundah gulina. "Mengapa wajah seseorang tersebut mirip dengan teman sekolahku dulu. Dari tutur katanya ia sungguh mirip. Subhanallah ada apa dengan hatiku, astagfirullah mengapa aku seperti ini ya Allah." Azahra bangkit dari tidurnya untuk melakukan shalat tahajud.

.... Pagi harinya... Azahra melihat Faiz dihantar oleh Azhri. "Subhanallah... Mereka seperti pinang dibelah dua!" Gumamnya. Langkahnya berhenti. "Assalamualakum Ukhty. Apakah saya diperkenankan untuk berkenalan?" Azhri bersapa ramah dan ia mempunyai niat baik. "Waalaikumsalam Akhty.. Nama saya Azahra." "Subhanallah... Nama yang indah!" "Terimakasih... Saya masuk kelas dulu!!!" Azahra bergegas melangkah menuju kelas. Hari ini ia mengajar lancar saja, tapi entah mengapa ada sesuatu yang menganjal dihatinya. Azahra menangkis semua itu. Pada akhirnya jam pelajaran telah habis dan ia bergegas untuk pulang kerumah. "Ibu... Apakah kami dapat menghantarmu...!!!" Faiz menawarkan bantuan. "Makasih Faiz, rumah ibu tak jauh dari sini. Faiz pulang duluan saja nanti dimarahin ibu lhooo..." "Ini ada kakak, jadi Faiz gak bakalan dimarahin sama orang tua! Ayolah bu... Lagian kakak juga mengizinkan..." Faiz membujuk Azahra pada akhirnya ia luluh juga.

... Sesampai dirumah.. "Silakan masuk dulu..." Azahra mempersilahkan mereka seperti tamu semestinya. "Assalamualaikum..." Serentak. "Waalaikumsalam!" Jawab kedua orang tuanya. Azhri dan Faiz duduk... Mereka disuguhkan teh hangat. Kali ini kedua orang tua menyambut mereka dan Azahra sedang ada kerjaan sebentar. "Kamu ini siapa? Baru pertama kalinya Azahra membawa laki-laki kesini.. " Abi membuka pembicaraan. "Perkenalkan saya Azhri, ini adik saya namanya Faiz. Faiz adalah muridnya Azahra, kebetulan tadi Azahra kami tawarkan untuk menghantarnya. Alhamdullillah sampai dengan selamat!" Tutur kata yang lembut. "Kami kira ini calon suaminya Azahra!!!" Umi tersenyum merasa malu sendiri. "Kakak suka sama Ibu Azahra!" Faiz melontarkan keluguannya. "Faiz.. Tak baik ikut campur dalam perbincangan dewasa!" Azhri sangat malu saat adiknya mengutarakan diluat dugaannya. "Jika saling suka, Ta'aruf saja lalu bergegaslah menikah!" Abi memberikan saran dan itu sudah lampu hijau. "Menikah lebih menjauhkan dari zina..." Umi angkat bicara. Perbincangan mereka ternyata didengar oleh Azahra, sungguh ini membuat Azahra sedih! Apakah ini secara kebetulan atau memang sudah waktunya! Azahra masih teringat pada seseorang yang sama persis seperti cinta pertamanya dulu. "Ya Allah beri aku petunjuk-Mu!!!" Azahra menangis dalam doa.

.... Dikamar.. Umi menghampirinya.. "Nak.. Segeralah menikah. Usiamu sudah sangat mapan. Bahkan mungkin umi dan abi sudah dapat menimbang cucu." "Nak Azhri sepertinya anak yang baik, Abi setuju jika pilihanmu adalah dia!!!" Abi menghampiri Azahra. "Umi.. Abi.. Menikah itu bukan hal yang mudah! Menikah juga bukan karena sekedar nafsu, tetapi rasa sayang harus terjadi diantara mereka. Rumah tangga itu bukanlah sebentar tapi batrai rumah tangga yang selamanya yang harus dijaga."
"Zahra.. Kasih sayang itu ada dimana-mana.. Bahkan jika dua insan ditakdirkan untuk saling mencintai maka itulah jodoh sebenarnya." Ucap Umi. "Kemarin Abi dan umi berbicara banyak hal. Pemuda itu sudah mapan, akhlaknya baik terlihat dari sikap sopan santunnya. Dari segi agama ia memahami. Sekarang ia sedang mencari pedanping hidup!" Abi menjelaskan.
"Umi.. Abii.. Makasih untuk semua sarannya.. Zahra terima... Jika kami berjodoh maka tak akan ada memisahkan walaupun kematian akan pisahkan kita.. Zahra hanya dapat berserah diri. Jika ia memang pantas menjadi imam untuk anak-anak nanti maka ialah orang beruntung!!" .... Hari ini hari minggu.

.. Cuaca sangat cerah dan mendukung! Sungguh meberikan semangat!!! `Ktock.. Ktockkk...` Akhirnya pintu terbuka. Abi dan Umi menyambut kedatang mereka dengan hangat saat melihat Azhri dan keluarga datang kerumah. "Wahh.. Jeng tina.. Pie kabare?"Ternyata ibunya Azhri sudah saling kenal. "Apik..apik wae.. Sudah lama kita tak jumpa! Ternyata kita bertemu lagi..." "Ayo masuuukk!!" Mereka berbincang-bincang banyak hal. Ternyata ibu mereka sudah bersahabat dari kecil. "Maksud kedatangan kami.. Ingin sekali membuat tali silahturahmi antar keluarga!" Ayah Azhri membuka pembicaraan. "Maksudnya!" Abi hanya ingin memastikan saja. "Abi dan umi... Saya ingin melamar Azahra. Saya mencintainya karena Allah.. Insya'allah saya akan menjadi imam yang baik untuk kelurga nanti!!!" Azhri mengutarakan maksud hatinya. "Kami senang jika berbesan dengan kalian!" Ucap ibunya. "Terima kasih... Tapi keputusan sepenuhnya ada ditangan Azahra." Abi menetralkan suasana. "Umi panggil Azahra dahulu ya!!!"..

Tiba..
.
Tiba... "Inaillahi..." Ternyata Azahra sudah menghebuskan nafas terakhir dalam keadaan sujud.
Pantesan saja Abi dan umi tak melihat Azahra sholat subuh. "Subhanallah.. Beruntungnya lelaki yang menjadi jodoh wanita sholehah!!!" Ashri bergumam dan air matanya menetes.

Abi dan Umi mengikhlaskan anak semata wayangnya telah kembali kepada Allah dalma keadaan khusnul khathimah.

Dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan semuanya! Setiap argumen pasti berbeda-beda. Mohon maaf jika ceritanya terdapat kesalahan. Saya masih tahap belajar dalam menulis. Kritik dan saran kalian sangat membantu.. :)


Posted via Blogaway

Tidak ada komentar: