Senin, 07 Oktober 2013

Cerpen : Rasa Terpendam

Disudut sekolah Choi duduk termenung sambil membolak-balik buku pelajaran dengan tatapan kosong. Saat ini dilamunkannya hanyalah sosok perempuan menarik hati yang tak bisa dijelaskan lewat kata-kata.
"Doooorrrrr" Mey mengagetkan Choi seketika membuat tersadar dari lamunan barusan.
"Hampir saja Choi jantungan." Choi terkejut hebat lalu meraba jatungnya.
"Sorry brow, habisnya kenapa ngelamun muluq?"
"Lagi bingung nih..."
"Terus kenapa?"
"Nggak ada kok, cumq pusing mikirin jam pelajaran kedua. Selain ibu gurunya yang killer, Choi gondokan mulu kalau di ceramahin." Choi merasa lelah kalau harus mengikuti pelajaran tersebut.
"Sammaaa!!! Kita bolos aja sama-sama" Mey menarik tangan Choi untuk kabur dari sekolah.

***

"Mey gila ya! Kenapa kita harus bolos?" Choi melontarkan pertanyaan polos.
"O M G... Oon juga y elu? Choi, gw bilangin ya... Kalau elu nggak minat sekolah + belajar, untuk apa buang waktu?" Mey melengos nafas panjang karena merasa tak mengerti.
"Ya.. Choi nurut ajah deh!" Choi mengguk pelan.
"Naahhh.. Itu baru sobat gw."
Mey merangkul hanga pundak Choi.

***
(Tuhaann... Aku mencintainya, tapi dia tak pernah tau! Dan tak mungkin ku rusak persahabatan ini hanya karena rasa cintaku padanya! Tapi ku tak sanggup jika harus jujur, sedangkan bicarapun aku tak sanggup!!! Aku bagaikan patung yang membeku karena cinta! Andai saja dia bisa luluh seperti es... Rasanya ini anganan ku saja.). Choi menutup buku diary-nya...

Tiba esok..

***
"Choooiiii... Banguuunnn...!!!" Mama mengentuk pintu kamarnya.
"Iya mama, sebentar lagi Choi bakalan kelar kok."
----
"Kamu harus banyak istirahat, jangan melakukan hal-hal berat ya sayang." Mama memberikan minuman susu dan roti tawar.
"Baik ma... Hari Choi ada kerja kelompok jadi pulang agak malem ya! Boleh nggak?"
"Choi... Kamu jangan keseringan pulang malam. Mama khawatir banget sama kamu, pukul 07:00 pm kamu udah ada dirumah." Mama mencium pipi Choi.

***

Setiba disekolah.

"Mey. Choi nggak bisa malem-malem pulangnya!"
"Lhooo... Kenapaz?"
"Soalnya Mama mengkhawatirkan Choi."
"Aduuhhh.. Anak Mama, kok laki-laki lemot banget sihh! Hello Choi, masih adakah anak yang patuh dizaman modern ini?"
"Bukan seperti itu, nggak mungkin Choi biarkan Mama sendirian dirumah dan lagian Choi udah bohong tentang tugas kelompok!"
"Aduuuhhh.. Choi nggak gaul dhe, kita tuu mau party Okey! Kalau elu clubbing aja nggak pernah itu namanya katrok tauk."
"Maaf Mey! Choi memang kampungan ya?"
"Naaahhhh... Itu mah udah sadar ya? Ya udah, kapan-kapan aja kita jalan." Mey meninggalkan Choi sendirian.

Tiba saatnya Choi menyendiri karena Mey sudah pergi dari hadapanny. Saat keadaan seperti ini datanglah Tara menghampiri Choi.
"Kenapa Choi?"
"Mey marah dengan Choi."
"Kok bisa?"
"Nggak tau juga!"
Choi menunduk lemas dan merasa lelah sekali, lalu melangkah pelan dan saatnya Tara dalam kesendirian.
"Andai saja Choi tau isi hati sebenarnya!" Tara menghapus air matanya.

***

Dirumah Mey...
"Tepaarrr" Suara tamparan mendarat di pipi Mey.
"Kamu anak tidak tau diri, jam 12 malam baru pulang. Sadar kalau kamu perempuan, jadi apa yang harus dibanggakan lagi sekarang?" Mama meluapkan emosinya.
"Oh ya? Apakah mama dulu tidak seprti gw? Sama saja tingkatannya, ya... Setidaknya gw anak haram." Mey tetap nyolot.
"Kurang ajar! Anak tidak tau diri." Tamparan semakin menjadi.
"Tampar lagi dongg! Biar puas!"
Mama langsung meninggalkan Mey dan masuk kedalam kamar.
Tanpa sadar air mata Mey berjatuhan, dan meratapi nasibnya yang kelam.

----
"Lu dimana? Sekarang temuin gw!" Mey menelpon seseorang.
Ternyata orangnya Choi.
Mey langsung saja memeluk Choi dengan tetesan air mata.
"Kenapa tidak pulang?"
"Gw diusir nyokap."
"Ya sudah. Kerumah Choi saja"

***
"Siapa dia yang kamu bawa kerumah Choi?"Mama berbicara berdua saja.
"Choi kasihan karena dia tak punya tempat tinggal lagi Maaa! Choi harap kalau kita bisa membantunya!"
"Ya sudah..  Mama menurut saja!" Mama tersenyum hangat dan menyambut Mey sangat ramah.

***

Saat Mey berada disini, terasa betah dan damai sekali....
Dan mengapa Mey ada ras suka kepada Choi, awalnya Choi adalah cowok culun, cupu, katrok dan nyebelin tapi berhati lembut.
"Dikeluarga ini ditemukan rasa cinta dan sayang, bukan seperti keluarga gw yang nggak tau ceritanya!" Mey jadi kangen mama dirumah.

***

Waktu berkata lain. Saat rasa suka itu datang daan sekarang tak dapat bersatu karena Choi sudah bertunangan terlebih dahulu dengan Tara yang baru dikenal, tentunya ini suda direncanakan oleh orang tua masing-masing. Sungguh ini diluar perdugaan Choi dan ini tak mungkin untuk Mey menghalangi.

Saat Mey tau semuanya, dia berlari sekencang mungkin dan dari berlawanan arah truk telah menabrak Mey.

---
"Maaf!!! Dia sudah nenghembuskan nafas terakhir di TKP!" Dokter memberitahu kondisi Mey tak bis diselamatkan.
Saat Choi mendengar pernyataan tadi, tak bisa dipungkiri air mata mengalir deras dan apalagi saat membaca surat kecil yang ditulis oleh Mey untuk Choi beserta keluarga dan Mamanya tercinta.

Isi surat untuk Choi :
(Hy Choi sobat gw paling baik. Duduk dibangku SMA sangat menyengkan ya! Bisa kerjain tugas sama2 dan bolospun bersama. Saking selaku bersama gw jatuh cinta sama elu yang lugu, culun, katrok dan nyebelin. Gw uda lama banget mau bilang. Tapi elu aja yang oon coz nggak ngerti muluq! Capek tau mendam perasaan itu. Tapi.. Ada yang lebih nyakitin lagi, tentunya lu bukan milik gw tapi udah jadi tunangan orang lain. Tapi gw ucapin selamat ya! Walaupun nanti kita nggak bertemu, tapi gw ttep jatuh cinta sama elu, maklum aja first love :)... Kalau kita berjodoh pasti nggak kemana kok.)

"Mengapa Choi tidak sadar kalau Mey ternyata punya rasa yang sama! Mengapa Mey pergi secepat ini? Kalau saja Choi tau dari awal pasti Choi batalkan petunangan ini. Tapi sekarang semuanya terlambat!"

Saat Mama Mey membaca surat.

(Dear Mom..
Mama yang cantik... Maaf y selalu nggk pernah perfect dimata mu.Mey bukan anak baik yang bisa dibanggakan. Setidaknya Mey butuh perhatian Mama sedikit saja, Mey nggak butuh pengakuan siapa ayah Mey sebenarnya! Tapi waktu yanv Mey pintaa Mama... Tapi itu bukan masalah karena Mey udah dapatkan keluarga baik. Love u so much :* Mom.. )

Saat mengetahui semua, ada rasa sesal tapi penyesalan selalu akhir belakangaan.


Posted via Blogaway

Tidak ada komentar: