Senin, 15 Oktober 2012

Cerpen : Cinta Lova

Cinta Lova

By : Arfibi

Hari ini Lova dan Khend berjalan disekitar taman. Mereka bersahabatan sudah lama sekali, dari anak ingusan hingga menjadi dewasa. Entah darimana datangnya cinta diantara mereka, atau dari kebersamaan dijalin bersama atau hanya bertepuk sebelah tangan.
"Lova, lu pernah nggak naksir orang?" Tanya Khend dengan mata berbinar-binar sambil menatap Lova.
Lova menggeleng saja, karena dia tidak memahami ucapan Khend, itu sudah jelas kalau Lova terbilang polos kalau urusan hati dan cinta.
"Apa itu naksir?" Lova mengerutkan keningnya, dia pernah mendengar kalimat itu tetapi belum pernah dirasakan.
"Ya ampun Lova!! Sudah SMA masih aja nggak paham, atau jangan-jangan lu ada kelainan?" Khend tertawa geli dengan pernyataan Lova.
"Kok ngelek!! gw beneran nggak ngerti, dan lagian apa itu naksir, sayang dan cinta yang pernah lu ucapkan sama gw." Lova membenarkan kacamatanya dan memperbaiki rambut kepangannya yang dirusak oleh Khend.
"Sekarang gw jelasin yah!! Naksir itu perasaan tertarik sama lawan jenis, atau barang yang lu suka. Sayang itu perasaan tulus dari dalam hati terdalam. Cinta itu perasaan suka mendalam lebih dari apapun." Jelas Khend terhadap Lova.
Lova terdiam sejenak, lalu tersenyum senang dan berteriak "Kalau itu aku pernah!! hehehe" Lova menjadi malu sendiri.
 "Dengan siapa?"
"Ada dehhh!!" Lova tersenyum.

Beberapa tahun kemudian

    Hari ini Lova tidak masuk sekolah, dikelas terasa sepi dan sunyi, nggak ada lagi canda dan gurau. Semua hening dan bagaikan kiamat kalau tidak melihat wajah imut dan senyuman manis Lova, ini semua dialami oleh Khend.
"Dorrrrr.... kalau suka tembak aja Khend!" Kaget Marsel lalu duduk disamping Khend.
"Lu ngagetin ajah! Sok tau lu kalau gw suka sama Lova" 
"Itu sudah pasti, dimana ada Lova disitu ada lu, dan gw pernah ngintip buku biologi penuh dengan coretan Lova is love me.. hahahaha.." Marsel menertawakan kelakuan konyol Marsel.
"Ini rahasia kita berdua yah, gw memang suka sama dia! Tapi kayaknya dia tidak menyukai gw dan kalau diungkapkan bisa-bisa dia menjauh!" Khend menekukkan kepalanya karena merasa serba salah.
"Boy,, lu tau apasih perasaan doi? Apa lu prustasi separah ini dan  tidak memperjuangkan cinta."
Khend diam sejenak, sambil memikirkan perkataan Marsel barusan. Besok Khend berencana akan menjenguk Lova, Khend sangat khawatir karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan olehnya.

Esoknya,,,
   Lova sudah pergi kesekolah, saat langkahnya masuk kedalam kelas semua seisi kelas menangis terisak-isak. Lova bingung sendiri dan merasa ada kejangkalan yang dirasakannya. Lova bertanya pada Marsel kenapa Khend tidak masuk sekolah!!
"Sel, Khend kemana? Dan kenapa sekelas menagis?" Lova mengerutkan keningnya.
    Marsel diam dan terpaku karena dia tidak sanggup mengucapkan kalimat ini...
"Marsel,, jawab dong!!" Lova memaksa Marsel dengan nada memohon.
"Khend dirumah sakit dalam keadaan kritis, kemarin dia mau main kerumah lu tetapi dia kecelakaan karena menabrak bus dihadapannya!" Suara Marsel begitu getir.
    Lova tersentak kaget, air matanya berderai deras. Mulutnya terkunci rapat dan hatinya teiris. Lova segera menarik tangan Marsel dan mengajak Marsel mengantarnya kerumah sakit yang dituju.

    Sesampai dirumah sakit. Lova melihat keadaan Khend tertidur pulas, dia sedang ditangani oleh dokter. Kalau diperdiksi Khend antara hidup dan mati. Lova tidak bisa menahan air mata semakin deras membasahi pipi dan isak tangis mewarnai seisi ruang tunggu.
"Sel, kenapa dia nggak bilang kalau mau kerumah gw. Biasanya dia sms or nelpon, kenapa dia sel? Lova tetap tidak percaya.
    Marsel menenangi Lova, Marsel memeluk Lova dan menyakinkan bahwah Khend baik-baik saja dan akan selmat dari kondisi kritisnya.
"Khend suka sama lu!" Jawab singkat Marsel.
Lova terhenyak, dia memutar memori beberpa tahun berlalu. Saat dia bersama Khend disuatu taman, sejujurnya Khend pernah menyatakan suatu perasaan naksir, sayang dan cinta tetapi saat itu Lova belum memahami.

   Hari ini Lova hanya mau menemani Khend dirumah sakit, dia mengamati Khend yang sudah seminggu tertidur pulas dibantu oleh alat medis.
"Khend, lu sadar dong! Gw nggak mau kehilangan lu." Lova menggenggam tangan Khend.
Tangis Lova semakin menjadi karena dia khawatir Khend tidak akan pulih dan akan pergi untuk selamanya.
"Khend, lu harus tau kalau gw sayang sama lu! Please jangan buat gw tambah sakit karena cinta sama lu." Nada suara Lova sudah parau.
   Tiba-tiba pintu terbuka, ternyata kedua oarang tua Khend. Lova menghapus air matanya dan beranjak dari duduk untuk menyambut orang tua Khend.
"Kami bukan orang tua yang baik, disaat Khend memerlukan, kami selalu sibuk dan untungnya ada nak Lova disini!" Ujar mama Khend dengan suara terisak-isak.
"Terima kasih banyak Lova, kamu sudah menemani Khend disini!" Ujar papa Khend dengan haru.
"Ini salah Lova, om dan tante nggak usah berterima kasih dan harusnya Lova minta maaf!!" Lova menundukkan kepalanya.
"Tidak nak, ini semua kahendak Tuhan. Jadi ini takdir yang telah terjadi." Jelas papa Khend
"Kamu jangan menunduk Lova, mari kta lihat kondisi Khend dan bertnaya perkembangan Khend sekarang." mama Khend memeluk Lova seperti anaknya sendiri dengan hangat.

Keesokan harinya...
    Ini sudah memasuki dua minggu dan akhrinya Khend sudah siuman. Lova dan kedua oranng tua sangat bahagia melihat kondisi Khend membaik.
"Khend boleh minta sesuatu nggak sama papa dan mama?"
"Apa nak?" Ucap serentak papa dan mama.
"Makasih sudah menemani Khend disini, maaf ini semua kecerobohan Khend, dan Khend minta papa dan mama tetap selalu menyayangi Khend ketika tidak ada lagi disini!" Ujar Khend dengan suara samar-samar.
"Khend, maafkan kami karena selama ini tidak dapat menjaga mu, dan sampai kapanpun kamu tetap kami sayang!" Isak tangis mama dan menggenggam tangan Khend.
"Lova, gw bisa ngomong sesuatu nggak sama lu?
"Apa Khend?"
"Gw sayang banget sama lu, gw takut kalau lu akan menjauh bila gw jujur dengan rasa ini. Gw selalu berharap disetiap terlelap dan terbangun bayangan lu dihadapan gw. Sebelum gw pergi, gw cuma mau bilang gw cinta sama lu!" Khend menatap Lova dengan berbinar-binar dipenuhi linangan air mata.
"Jangan bilang ini terakhir buat lu. Gw sayang dan cinta sama lu kok!!"
"Yang benerrrr???" Ekspresi Khend berubah senang.

    Khend segera melapas alat bantu, dia bernafas lega dan memeluk Lova dengan erat. Seisi ruangan tertawa bahagia, dari balik pintu datanglah teman sekelas dan orang tua Lova membawa kue ulang tahun ke 17 untuk Lova.
"Selamat ulang tahun!!!" Seraya bernyanyi.
"Ternyata gw dikerjaan nih, ceritanya!!!" Lova terkejut bukan main, seisi kamar tertawa konyol, tetnyata ini direncanakan dengan sengaja oleh mereka.
"Maaf ya Lova!!" Khend berbisik ditelingan Lova.
"Nggak lucuuu!!!!" Lova berteriak keras dan merengutkan keningnya.
Semua terdiam dan menjadi hening, Lova marah bukan main dan dia tidak mau tersenyum, bicara ataupun tertawa. Tapi tiba-tiba...
"Hahahahaha... kok pada tegang sih!!" Lova melepaskan tawanya.
"Yeh.. kita balik dikerjain" Ujar Khend sembali tersenyum.
"Hahahahahahahaha" Tawa meledak seisi ruangan.

    Ternyata ini memang sudah direncanakan oleh mereka, Lova sudah dikerjain dan untungnya Khend tidak apa-apa. Hari ini kado terindah yang tidak dapat dilupakan oleh Lova. Hari menegangkan, menyeramkan, dan membahagiakan. Walau ini konyol tapi so sweet juga! Karena hari ini tepat jadiannya Lova dan Khend...

END


Tidak ada komentar: